Rabu, 26 Oktober 2011


KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan supervise pendidikan
Dosen Pengampu: Maryono, M.Pd


Di susun oleh:
Wayan bayu setiyadi

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
JAWA TENGAH
WONOSOBO
2011

BAB 1
PENDAHULUAN

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian ,termasuk di dalam kewibawaan,untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mau melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang rela,penuh semangat,ada kegembiraan batin serta tidak merasa dipaksa. Seorang pemimpin harus mempunyai sifat-sifat kepemimpinan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, selain itu kepemimpinan sangat perlu timbal balik dengan yang dipimpin karena tanpa adanya pemimpin maka suatu kepemimpinan tidaklah akan berhasil dan juga perlunya saling berinteraksi,saling menghargai agar tidak terjadi perselisihan diantara satu sama lain.












BAB 2
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Kepemimpinan
Dalam buku “The art of leadership” Ordway Tead mengatakan:
“Leadership is the activity of influensing people to cooperaty toward some goal wich they come to find desirable”.
(kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk bekerja-sama yang mana meraka mewujudkan kerjasamanya itu untuk mencapai tujuan yang diinginkan).
Herold Kontz melalui karyanya “principle of management” memberikan pengertiannya sebagai berikut:
leadership is the art coordinating and motivating individuals and group to achive desired inds”.
(kepemimpinan adalah seni atau kemampuan untuk mengkoordinasi dan menggerkan seorang individu atau kelompok ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan).
            Dr. M. Surya mengatakan bahwa, kepemimpinan pada umumnya dapat diartiakan sebagai suatau proses guna mempengaruhi suatu kegiatan kelompok supaya teratur dalam tugasnya dan usahanya untuk merumuskan dan mencapai tujuan.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian ,termasuk di dalam kewibawaan,untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mau melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang rela,penuh semangat,ada kegembiraan batin serta tidak merasa dipaksa.
Unsur pokok dalam kepemimpinan mencakup:
1.      Tujuan kepemimpinan
2.      Individu yang mempengaruhi kelompok/organisasi/lembaga (pemimpin).
3.      Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi dan digerakan (yang dipimpin).
4.      Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam rangka mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan.
5.      Situasi berlangsungnya kepemimpinan.
Elsbree dan Reutree sebagai ahli administrasi pendidikan mengemukakan syarat-syarat bagi seorang pemimpin(pendidik) pendidikan yang baik harus memiliki:
·         Kesehatan fisik dan mental
·         Sifat-sifat personal dan sosial yang baik
·         Kecakapan intelektual
·         Latar belakang pengetahuan yang sesuai
·         Kecakapan dan sikap terhadap pengajaran dan teknik-teknik mengajar
·         Pengalaman profesional dan non-profesional
·         Potensi untuk mengembangkan profesinya

B.  Situasi Perlunya Pemimpin
Dalam keadaan biasa suatu kelompok tidak begitu merasakan perlunya pemimpin karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi pada situasi lain suatu kelompok akan menyadari bahwa perlunya seseorang yang mengatur dan mengarahkan kegiatan dalm suatu organisasi.
Penyadaran tersebut timbul dalam situasi-situasi sebagai berikut:
1.      Apabila suatu kelompok menghadapi suatu masalah dan kelompok berkehendak kuat untuk menanggulanginya. Dalam keadaan ini seluruh anggota tidak mampu melakukan kegiatan tertentu dan mulai mencari individu lain yang dipandang mampu mengarahkan dan mengatur tindakan dalam memecahkan masalah yang terjadi.
2.      Apabila struktur kelompok tidak stabil, dalam keadaan ini anggota merasakan perlu ada pihak-pihak yang dapat mengembalikan stabilitas struktur kelompok.
3.      Apabila kelompok belum cukup matang untuk melaksanakan suatau hal tertentu. Keberhasilan kelompok mewujudkan keinginannya ditentukan oleh kematangan anggotanya. Dalam keadaan anggota kurang matang maka mereka memerlukan pemimpin yang dapat mematangkan semua anggota.

C.  Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
1.      Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat baik pendapat perorangan maupun pendapat kelompok sebagai usaha untuk mendapatkan data atau bahan dari anggota kelompok untuk menentapkan keputusan yang mampu memenuhi aspirasi didalam kelompoknya.dengan demikian keputusan akan dipandang sebagai sesuatu yang patut atau tepat untuk dilaksanakan oleh setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
2.      Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpin sehinhga timbul kepercayaan pada dirinya sendiri dan kesediyaan menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam bekerja setiap orang mengetahui kedudukan dan fungsi masing-masing sehingga mampu memainkan peranan yang tepat dalam ikut sertamemberikan sumbangan terhadap usaha pencampaian tujuan, baik melalui perseorangan maupun proses kerja sama.
3.      Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat dengan sikap harga menghargai sehingga timbul perasaan ikut terlibat didalam kegiatan kelompok dan tumbuh perasaan bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan masing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
4.      Membantu menyelesaikan masalah-masalah, baik yang dihadapi secara perseorangan maupun kelompok dengan memberikan petunjuk-petunjuk dalam mengatasinya sehingga berkembang kesediyaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.       
Termasuk juga dalam hal ini adalah mendorong kemampuan anggota untuk mengatasi masalah peningkatan kesejahteraan dalam rangka menciptakan modal kerja yang tinggi.

D.  Kepemimpinan Formal dan Informal 
Kepemimpinan ada yang bersifat formal (formal leadership) yaitu kepemimpinan yang berkesimpul didalam suatu jabatan dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari masyarakat akan kemampuan dari seorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu perbedaan yang mencolok antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal liedership) adalah bahwa kepemimpinan yang resmi di dalam kepemimpinannya  selalu berada diatas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya cangkupnya agak terbatas pula. Kepemimpinan tidak resmi, oleh karena kepemimpinan tersebut di dasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran besar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan dan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut yang di anggap menguntungkan atau merugikan masyarakat. Walaupun seorang pemimpin ( yakni yang melaksanakan kepemimpinan ) yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan peraturan yang resmi yang menjadi landasannya, akan tetapi melaksanakan kebijaksanaan peraturan peraturan memilih orang-orang yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk melaksanakan peraturan dan seterusnya. Kepemimpinan yang tidak resmi dapat di pergunakan pula di dalam suatu jabatan resmi dan juga dengan lebih leluasa di dalam masyarakat yang belum di liputi oleh peraturan-peraturan yang bersifat resmi. Dalam bidang yang terahir tersebut maka seorang pemimpin dapat menggerakan kekuatan kekuatan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain kepemimpinan itu ada dua jenis:
1.      Kepemimpinan kedudukan (status leadership ) atau kepemimpinan yang berkaitan dengan suatu jabatan khusus (formal leadership) .
2.      Kepemimpinan yang menduduki suatu jabatan khusus. Di sebabkan kepemimpinan serupa itu pada umumnya muncul pada suatu proses kelompok.

E.   Sifat-sifat Pemimpin
Sifat utama dari seorang pemimpin adalah ia mampu mewujudakan interaksi dan situasi untuk memimpin dengan sebaik baiknya, adapun beberapa sifat kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki kematangan spiritual, mental, sosial dan fisik
2.      Menunjukan pribadi keteladanan
3.      Memiliki kewibawaan dan keunggulan
4.      Memiliki keuletan dan kerajianan
5.      Memiliki kejujuran
6.      Memiliki motifasi yang kuat untuk memimpin
7.      Memiliki disiplin yang kuat
8.      Memiliki identitas dan integritas diri
9.      Memiliki rasa tanggung jawab yang penuh
10.  Berjiwa merakyat
11.  Memiliki kemampuan tekhnis memimpin antara lain kemampuan dalam:
a.       Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan baik individual maupun kelompok

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan supervise pendidikan
Dosen Pengampu: Maryono, M.Pd


Di susun oleh:
Wayan bayu setiyadi

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
JAWA TENGAH
WONOSOBO
2011

BAB 1
PENDAHULUAN

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian ,termasuk di dalam kewibawaan,untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mau melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang rela,penuh semangat,ada kegembiraan batin serta tidak merasa dipaksa. Seorang pemimpin harus mempunyai sifat-sifat kepemimpinan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, selain itu kepemimpinan sangat perlu timbal balik dengan yang dipimpin karena tanpa adanya pemimpin maka suatu kepemimpinan tidaklah akan berhasil dan juga perlunya saling berinteraksi,saling menghargai agar tidak terjadi perselisihan diantara satu sama lain.












BAB 2
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Kepemimpinan
Dalam buku “The art of leadership” Ordway Tead mengatakan:
“Leadership is the activity of influensing people to cooperaty toward some goal wich they come to find desirable”.
(kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk bekerja-sama yang mana meraka mewujudkan kerjasamanya itu untuk mencapai tujuan yang diinginkan).
Herold Kontz melalui karyanya “principle of management” memberikan pengertiannya sebagai berikut:
leadership is the art coordinating and motivating individuals and group to achive desired inds”.
(kepemimpinan adalah seni atau kemampuan untuk mengkoordinasi dan menggerkan seorang individu atau kelompok ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan).
            Dr. M. Surya mengatakan bahwa, kepemimpinan pada umumnya dapat diartiakan sebagai suatau proses guna mempengaruhi suatu kegiatan kelompok supaya teratur dalam tugasnya dan usahanya untuk merumuskan dan mencapai tujuan.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian ,termasuk di dalam kewibawaan,untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mau melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang rela,penuh semangat,ada kegembiraan batin serta tidak merasa dipaksa.
Unsur pokok dalam kepemimpinan mencakup:
1.      Tujuan kepemimpinan
2.      Individu yang mempengaruhi kelompok/organisasi/lembaga (pemimpin).
3.      Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi dan digerakan (yang dipimpin).
4.      Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam rangka mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan.
5.      Situasi berlangsungnya kepemimpinan.
Elsbree dan Reutree sebagai ahli administrasi pendidikan mengemukakan syarat-syarat bagi seorang pemimpin(pendidik) pendidikan yang baik harus memiliki:
·         Kesehatan fisik dan mental
·         Sifat-sifat personal dan sosial yang baik
·         Kecakapan intelektual
·         Latar belakang pengetahuan yang sesuai
·         Kecakapan dan sikap terhadap pengajaran dan teknik-teknik mengajar
·         Pengalaman profesional dan non-profesional
·         Potensi untuk mengembangkan profesinya

B.  Situasi Perlunya Pemimpin
Dalam keadaan biasa suatu kelompok tidak begitu merasakan perlunya pemimpin karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi pada situasi lain suatu kelompok akan menyadari bahwa perlunya seseorang yang mengatur dan mengarahkan kegiatan dalm suatu organisasi.
Penyadaran tersebut timbul dalam situasi-situasi sebagai berikut:
1.      Apabila suatu kelompok menghadapi suatu masalah dan kelompok berkehendak kuat untuk menanggulanginya. Dalam keadaan ini seluruh anggota tidak mampu melakukan kegiatan tertentu dan mulai mencari individu lain yang dipandang mampu mengarahkan dan mengatur tindakan dalam memecahkan masalah yang terjadi.
2.      Apabila struktur kelompok tidak stabil, dalam keadaan ini anggota merasakan perlu ada pihak-pihak yang dapat mengembalikan stabilitas struktur kelompok.
3.      Apabila kelompok belum cukup matang untuk melaksanakan suatau hal tertentu. Keberhasilan kelompok mewujudkan keinginannya ditentukan oleh kematangan anggotanya. Dalam keadaan anggota kurang matang maka mereka memerlukan pemimpin yang dapat mematangkan semua anggota.

C.  Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
1.      Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat baik pendapat perorangan maupun pendapat kelompok sebagai usaha untuk mendapatkan data atau bahan dari anggota kelompok untuk menentapkan keputusan yang mampu memenuhi aspirasi didalam kelompoknya.dengan demikian keputusan akan dipandang sebagai sesuatu yang patut atau tepat untuk dilaksanakan oleh setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
2.      Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpin sehinhga timbul kepercayaan pada dirinya sendiri dan kesediyaan menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam bekerja setiap orang mengetahui kedudukan dan fungsi masing-masing sehingga mampu memainkan peranan yang tepat dalam ikut sertamemberikan sumbangan terhadap usaha pencampaian tujuan, baik melalui perseorangan maupun proses kerja sama.
3.      Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat dengan sikap harga menghargai sehingga timbul perasaan ikut terlibat didalam kegiatan kelompok dan tumbuh perasaan bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan masing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
4.      Membantu menyelesaikan masalah-masalah, baik yang dihadapi secara perseorangan maupun kelompok dengan memberikan petunjuk-petunjuk dalam mengatasinya sehingga berkembang kesediyaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.       
Termasuk juga dalam hal ini adalah mendorong kemampuan anggota untuk mengatasi masalah peningkatan kesejahteraan dalam rangka menciptakan modal kerja yang tinggi.

D.  Kepemimpinan Formal dan Informal 
Kepemimpinan ada yang bersifat formal (formal leadership) yaitu kepemimpinan yang berkesimpul didalam suatu jabatan dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari masyarakat akan kemampuan dari seorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu perbedaan yang mencolok antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal liedership) adalah bahwa kepemimpinan yang resmi di dalam kepemimpinannya  selalu berada diatas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya cangkupnya agak terbatas pula. Kepemimpinan tidak resmi, oleh karena kepemimpinan tersebut di dasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran besar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan dan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut yang di anggap menguntungkan atau merugikan masyarakat. Walaupun seorang pemimpin ( yakni yang melaksanakan kepemimpinan ) yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan peraturan yang resmi yang menjadi landasannya, akan tetapi melaksanakan kebijaksanaan peraturan peraturan memilih orang-orang yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk melaksanakan peraturan dan seterusnya. Kepemimpinan yang tidak resmi dapat di pergunakan pula di dalam suatu jabatan resmi dan juga dengan lebih leluasa di dalam masyarakat yang belum di liputi oleh peraturan-peraturan yang bersifat resmi. Dalam bidang yang terahir tersebut maka seorang pemimpin dapat menggerakan kekuatan kekuatan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain kepemimpinan itu ada dua jenis:
1.      Kepemimpinan kedudukan (status leadership ) atau kepemimpinan yang berkaitan dengan suatu jabatan khusus (formal leadership) .
2.      Kepemimpinan yang menduduki suatu jabatan khusus. Di sebabkan kepemimpinan serupa itu pada umumnya muncul pada suatu proses kelompok.

E.   Sifat-sifat Pemimpin
Sifat utama dari seorang pemimpin adalah ia mampu mewujudakan interaksi dan situasi untuk memimpin dengan sebaik baiknya, adapun beberapa sifat kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki kematangan spiritual, mental, sosial dan fisik
2.      Menunjukan pribadi keteladanan
3.      Memiliki kewibawaan dan keunggulan
4.      Memiliki keuletan dan kerajianan
5.      Memiliki kejujuran
6.      Memiliki motifasi yang kuat untuk memimpin
7.      Memiliki disiplin yang kuat
8.      Memiliki identitas dan integritas diri
9.      Memiliki rasa tanggung jawab yang penuh
10.  Berjiwa merakyat
11.  Memiliki kemampuan tekhnis memimpin antara lain kemampuan dalam:
a.       Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan baik individual maupun kelompok
b.      Menyusun rencana kegiatan
c.       Melaksanakan, mengawasi dan meneliti kegiatan
d.      Mendinamissasikan sumber-sumber penunjang
e.       Menguasi materi
f.       Membuat keputusan secara tepat
g.      Mengatur pembagian kekuasaan dan wewenang

F.   Tugas dan Fungsi Pemimpin
Pada dasarnya pemimpin mempunyai tugas untuk bekerjasama menjalankan tugas dalam upaya menemukan dan menentukan tujuan yang akan dicapai dari suatau kelompok dan menemukan cara-cara yang tepat untuk mencapai tujuan itu. Tugas utama dari seorang pemimpin adalah mengatur situasi, mengendalikan kegiatan dan menjadi juru bicara dari suatu kelompok.
Dalam prosesnya fungsi uatama dari seorang pemimpin adalah sebagai berikut:          
1.      Memulai kegiatan, sebagai pengambil inisiatif
2.      Mengatur kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3.      Memberitahu kepada pihak yang berkepentingan
4.      Mengendalikan semua kegiatan
5.      Menilai kleberhasialan pemimpin

Cara memimpin pada umumnya dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Cara otoriter, yaitu cara memimpin yang segala-galanya ditentukan oleh pemimpin.
2.      Cara demokratik, yaitu cara memimpin yang dilaksanakan dengan menghargai hak dan martabat dari anggota.
3.      Cara acuh tak acuh, yaitu cara memimpin yang mengendalikan kegiatan anggota, sedang pemimpin bersifat pasif (pemimpin sebagai lambang saja).

G.  Peranan Seorang Pemimpin
Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa peranan seorang pemimpin yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam yaitu adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai pelaksana (executive)
2.      Sebagai perencanaan (planner)
3.      Sebagai seorang ahli (expert)
4.      Mewakili kelompok dalam tindakannya keluar (external group representative)
5.      Mengawasi hubungan antar anggota kelompok (controller of internal relationship)
6.      Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor of rewards and punishments)
7.      Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbirator and mediator)
8.      Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9.      Merupakan lambang kelompok (symbol of the group)
10.  Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surogate for individual responsibillity)
11.  Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologis)
12.  Bertindak sebagi seorang ayah (father figure)  
13.  Sebagai “kambinh hitam” (scape goat)
Menyadari adanya ke  13 tersebut diatas kiranya sangat berfaedah bagi para kepala sekolah dan pemimpin-pemimpin pendidikan lainya untuk menjalankan tugasnya dengan lebih berhati-hatidan menuju ke arah yang lebih baik lagi.
                                                                                                                             
H.  PENGAMBILAN PUTUSAN
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang selaluu kita jumpai dalam setiap kegiatan ke. Bahkan dapat juga dikatakan bagaimana cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin menunjukan gaya kepemimpinannya.dengan demikian pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang turut menentukan proses dan tingkat keberhasilan kepemimpinan itu sendiri.mengingat pentingnya pengambilan keputusan itu,berikut akan diuraikan langkah-langkah dan beberapanmodel pengambilan keputusan.
1.      Langkah langkah pengambilan keputusan
·         Mendefinisikan /menetapkan masalah
·         Menentukan pedoman pemecahan masalah
·         Mengidentifikasi alternatif
·         Mengadakan penilaian terhadapalternatif dan yang telah di dapat
·         Memilih alternatif yang baik
·         Implementasi alternatif yang dipilih
2.      Beberapa tindakan yang yang mungkin dilakukan dalam melaksanakan keputusan adalah ;
1.      Memberi kekuatan legal kepada keputusan tersebut, misal dengan membuat surat keputusan
2.      Mengusahakan agar keputusan tersebut dapat diterima oleh orang yang terkena keputusan itu
3.      Melakukan persuasi dan pengarahan bagaimana menyalurkan hasil keputusan itu.
Model model pengambilan keputusan
·         Model perilaku
·         Model informasi
·         Model normatif
·         Partivipativ decision making















KESIMPULAN
Untuk menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat seperti di atas tadi. Dan syarat dan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin berbeda-beda sesuai dengan golongan dan fungsi jabatan yang dipegangnya.misalnya untuk menjadi pemimpin perusahaan tidak mungkin sama dengan syarat-syarat dan sifat  yang diperlukan dengan pemimpin dalam ketentaraan,perindustrian dll. Dan sebagai pemimpin harus bertanggung jawab,dalam artian berani mengambil resiko terhadap tantangan yang mungkin akan menghalangi tercapainya pekerjaan-pekerjaan yang dianggap atau diyakini kebaikan dan kebenaranya dengan kata lain
‘’Tanggungjjawab adalah kesanggupan untuk menjalankan suatu tugas kewajiban yang dipikulkan kepadanya dengan sebaik-baiknya.