Jumat, 13 Juli 2012

PENGGOLONGAN MEDIA

1 PENGGOLONGAN MEDIA PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Media memiliki banyak ragam. Keragaman media dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik yang dimilikinya. Berdasarkan hal itu, media dapat digolongkan secara variatif untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran di kelas. Namun demikian, telah diketahui bersama bahwa implementasi (penggunaan) media itu pada pembelajaran sangat disesuaikan pula dengan karakteristik siswa dan isi pesan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Pemahaman yang tepat dan komprehensif terhadap penggolongan media ini oleh guru merupakan faktor penentu ketepatan tersampaikannya isi pesan pembelajaran dari sumber ke pengirimanya. Sebagaimana diketahui, bahwa setiap siswa memiliki karakteristik berbeda-beda, maka guru harus memperhatikan karakteristik ini sebagai bagian penting dalam penggunaan media berdasarkan penggolongannya. Faktor penting lain yang tidak kalah membutuhkan perhatian guru adalah pemahamannya secara tepat dan komprehensif terhadap isi pesan pembelajaran yang akan disampaikan kepada penerima pesan (siswa). Guru Sebagai penyampai pesan haruslah secara teliti dan cermat memperhitungkan karakteritik yang dimiliki oleh setiap isi pesan yang ingin disampaikan. Apakah isi pesan itu memiliki sifat yang dapat menghasilkan suara, bentuk, atau suara dan bentuk secara bersama-sama dalam suatu unit. Melalui perhatian yang cermat dan komprehensif terhadap siswa sebagai penerima pesan, isi pesan yang akan disampaikan oleh guru, dan karakteristik media pembelajaran merupakan pokok soal yang hendaknya menjadi bagian penting (utama). Kesalahan dalam memperhatikan ketiga hal itu dapat menimbulkan bias fungsi media yang berujung pada bias konsep yang diterima oleh siswa sebagai penerima pesan. Hal inilah yang menjadi dasar, mengapa penggolongan media pada sesi ini perlu dikaji secara tersendiri sebagai bagian untuk memahami media pembelajaran secara keseluruhan. Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan atau mengklasikasikan media pembelajaran dengan dasar pertimbangan tertentu. Penggolongan media ini dapat juga dilakukan dengan berdasarkan pada ruang lingkup pengertian media menurut para ahli yang mengemukakannya. Berturut-turut dibahas klasifikasi media pembelajaran berdasarkan bentuk dan ciri-ciri fisiknya, klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, 2 klasifikasi berdasarkan persepsi indera yang diperoleh, klasifikasi berdasarkan penggunaannya, dan klasifikasi berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya. B. Klasifikasi Media berdasarkan Pengalaman Menurut Thomas (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) mengkaitkan penggolongan media dengan tiga jenjang pengalaman, meliputi: 1. Pengalaman Langsung (the real life experiences) Pada bagian ini, pengalaman langsung terkait dengan pengalaman langsung melalui keterlibatannya dalam suatu peristiwa (first hands experiences) dan mengamati kejadian atau obyek yang sebenarnya. 2. Pengalaman Tiruan (the substitute of the real experiences) Pengalaman jenis ini meliputi tiruan atau wakil dari obyek atau benda yang benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melaluidramatisasi atau sandiwara dan berbagi rekaman obyek atau kejadian. 3. Pengalaman dari Kata-Kata (words only) Termasuk kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak. Pengalaman Langsung Observasi/Pengamatan Partisipasi/PeranSerta Demontrasi/Pertunjukan Karya Wisata/Studi Wisata Pameran/Display Gambar Gerak (TV, Film) Radio, Media Perekam, Gambar Diam Simbol Visual Simbol Visual ABSTRAK KONKRIT Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Sells & Richey, 1994) 3 C. Klasifikasi Media berdasarkan Persepsi Indera Media digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Audio Media yang menghasilkan bunyi atau suara. Media ini menyalurkan pesan melalui bunyi atau suara. 2. Visual Media yang menghasilkan bentuk atau rupa (media peraga). Media ini menyalurkan pesan melalui bentuk atau rupa. Jenis ini terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:  Media Visual 2 Dimensi (pada bidang yang bersifat transparan).  Media Visual 3 Dimensi (pada bidang yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi). 3. Audio Visual Media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media. Bretz (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005), menggolongkan media pembelajaran ke dalam tujuan kelas, yaitu: 1. Audio Motion Visual, yakni media yang menghasilan suara, rupa, dan gerak dalam stau unit media. 2. Audio Still Visual, yaitu media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media. 3. Audio Semi Motion, yaitu media yang menghasilkan suara dan gerak. Namun geraknya tidak ditransimikan secara utuh. 4. Motion Visual, yaitu media yang hasilkan gerak tanpa suara. 5. Still Visual, yaitu menghasilkan visual saja tanpa gerak. 6. Audio, media yang menghasilkan suara semata-mata. 7. Cetak, yaitu media yang menampilkan simbol-simbol tertentu berupa alphanumerik. D. Klasifikasi Media Berdasarkan Penggunaannya Di samping penggolongan media berdasarkan bentuk fisik, media indera, dan pengalaman yang diperoleh penggolongan media pembelajaran dibedakan menurut penggunanya. Berdasarkan sasaran yang menggunakan, media dapat dibedakan menjadi tiga. Ketiga sasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual. 2. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (baik kecil, maupun kelas). 3. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. Di samping itu, media pembelajaran dapat pula dibedakan berdasarkan cara penggunaannya, yaitu: 1. tradisional atau konvensional (sederhana) 2. media pembelajaran modern atau kompleks 4 Atas dasar klasifikasi tersebut di atas, Hamidjojo mengklasifikan media. Penggolongan media dan teknologi pembelajaran atau pendidikan yang metode penggunaannya secara individual, adalah sebagai berikut: 1. Kelas atau laboratorium elektronik, seperti laboratorium bahasa, laboratorium bahasa dengan media visual, dan laboratorium mobil tanpa atau dengan media visual, laboratorium IPA, laboratorium IPS, serta laboratorium Pusat Sumber Belajar. 2. Media oto instruktif, seperti media periksa dan pendengar invidual, buku pengajaran berprogram dan mesin pengajaran (teaching machine). 3. Kotak unit pengajaran, yaitu suatu unit pengajaran yang dilengkapi dengan buku teks/buku pelajaran, filmstrips, tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan dan evaluasi. 4. Media dan teknologi pendidikan yang metode penggunaannya secara konvensional, yaitu di mana setiap guru secara invidual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi semua media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas, laboratorium atau di luar kelas, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Media dan teknologi pendidikan yang penggunaannya secara secara kelompok (kecil maupun kelas) dan massal, sebagai berikut: 1. Televisi: Dapat berupa siaran terbuka (broadcast), siaran tertutup (closed circuit TV) dan stratovision dengan stasion penyiar atau relay dari pesawat terbang yang berkeliling di atas daerah siaran. 2. Film dan Slides: dapat berupa film dan slides "otonom" yaitu yang dipertunjukkan terpisah dari materi atau media lainnya. Dapat pula berupa slides dan film terintegrasi, yaitu yang ditunjukkan secara integral dengan media lain termasuk buku-buku pelajaran. 3. Radio: baik radio melalui pemancar umum maupun melalui pemancar khusus pendidikan (siaran radio sekolah atau siaran radio universitas). Di samping penggolongan media berdasarkan sifat atau ciri kesederhanaan dan bersifat konvensional, media dikelompokkkan berdasarkan sifat modernitasnya. Beberapa media pendidikan modern antara lain sebagai berikut: 1. Ruang kelas otomatis 2. Ruang kelas otomatis yaitu ruang kelas yang dapat diubahubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol tertentu). Perubahan ini misalnya dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil untuk diskusi, untuk ruangan proyeksi, untuk laboratorium atau terserah pada guru untuk merubah fungsi kelasnya sesuai dengan tujuan pengajaran dan keperluan pebelajar. 5 3. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system). Suatu sistem ruang proyeksi melengkapi ruang kelas otomatis. Sistem ini diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi. 4. Sistem interkomunikasi. 5. Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, di mana programnya di-TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh atau untuk beberapa sekolah. Untuk, memelihara interaksi dan partisipasi pebelajar, pada setiap kelas disediakan media interkomunikasi. E. Klasifikasi Berdasarkan Pemafaatannya 1. Duncan (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya, dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah beayanya, semakin mudah pengadaannya, sifat penggunaannya semakin khusus dan lingkup sasarannya terbatas. 6 Lingkungan Sasaran Luas Personal Manuskrip, diktat, bibliografi, referensi, duplikasi gambar Penggunaan Mudah Kelompok Realita Pameran Dinding (termasuk Papan Tulis), Spesimen, Model Reproduksi (Rekaman) Epidiaskop, Buku Teks, Buku Kerja, Lembaran Teks Terprogram Bersifat Umum Reproduksi (Rekaman) Pita Audio, Disk Rekaman, Laboratorium Bahasa (Audio) Pengadaan Mudah Kelompok Reproduksi (Rekaman) Film Bingkai, Film Rangkai, OHP, Tutorial Audio Visual, Laboratorium Bahasa yang Diperkaya, Stereogram dan Sistem Proyeksi dengan Polarisasi Pengadaan Sukar Kelompok Reproduksi (Rekaman) Film Bisu, Film Gelang, Film dengan Suara Magnetik dan Film dengan Suara Optik Bersifat Lebih Spesifik Biaya Investasi Tinggi Teks Terprogram dengan Peralatan, Radio Vision, CCTV, Sistem Respon (Sasaran), Program Siaran TV Live, Sistem Pembelajaran dengan Komputer, Siaran Audio dan Siaran TV Biaya Murah Bertz (dalam Sardiman et all., 1984) mengidentifikasi ciri utama media menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara, visual, dan gerak. Visual dibagi menjadi 3 yaitu: gambar, garis, simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan media penglihatan. Disamping itu, ia juga membedakan antara Hirarki Media Audio Visual (Duncan, 1984) 7 media siar dan media rekam, sehingga terdapat 8 klasifikasi media, antara lain: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi-gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak. Gambaran jenis media menurut Bretz (dalam Sadiman et.all, 1984) terlihat pada bagan berikut: MEDIA TRANSMISI suara gambar garis simbol gerak MEDIA REKAMAN AUDIO VISUAL GERAK x x x x x film/suara Televisi x x x x x pita video film TV x x x x x holografi Gambar/Suara x x x x x AUDIO VISUAL DIAM Slow-Scan TV Time-Shared TV x x x x TV diam x x x x film rangkai suara x x x x film bingkai/suara x x x x halaman/suara x x x x buku dengan audio AUDIO SEMI GERAK Tulisan Jauh x x x rekaman tulisan jauh x x x x audio pointer AUDIO GERAK x x x x film bisu FISUAL DIAM Faximili x x x halaman cetak x x x film rangkai x x x seri gambar x x x microform x x x arsip video SEMI GERAK Teleautograph x x x AUDIO Telepon Radio x disk audio, pita audio CETAK Teletip x pita berlubang 8 F. Klasifikasi Media: Bentuk dan Ciri Fisik Pada dasarnya, penggolongan media bagian ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu media dua dimensi dan media tiga dimensi. Demikian halnya pada bagian penyajiannya, ada media yang penyajiannya menggunakan media proyeksi dan ada pula yang tanpa proyeksi, sehingga penggolongannya sebagai berikut: 1. Media Pembelajaran Dua Dimensi Media pembelajaran dua dimensi adalah media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuran panjang kali lebar saja serta hanya dapat diamati dari satu arah pandangan saja. Media dua dimensi banyak dilihat, misalnya peta, gambar, bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja. 2. Media Pembelajaran Tiga Dimensi Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandangan mana saja. Media ini baik bentuk maupun ukurannya bias dilihat dari sudut mana saja. Misalnya kursi, mobil, rumah, sepatu, buku, dan sebagianya. 3. Media Pandang Diam Media pandang diam, yaitu media yang menggunakan proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar. Media ini tidak bergerak (statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan. 4. Media Pandang Gerak Media pandang gerak yaitu media yang menggunakan proyeksi dan dapat menampilkan gambar bergerak di layar. Beberapa media yang termasuk di dalamnya, misalnya televise, VCD, DVD, computer, dan lain-lain. Gerlach & Ely (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe, di antaranya: 1. Benda Sebenarnya (Realita) Benda sebenarnya (realita) yang termasuk kategori media ini adalah orang, kejadian, obyek atau benda tertentu. Semua benda yang terdapat di alam dan dapat disaksikan keadaan sebenarnya, diklasifikasikan ke dalam kelompok ini. 9 2. Presentasi Verbal Presentasi verbal yang termasuk kategori media ini antara lain adalah media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slides), transparansi, cetakan di papan tulis, majalah, dan papan tempel. Media ini ditampilkan dalam bentuk ungkapan kata atau kalimat yang memiliki makna sebagai media. 3. Presentasi Grafis Presentasi grafis segaja dibuat dalam rangka untuk mengkomunikasikan ide, sikap, dan keterampilan. Media ini ditampilkan dalam bentuk lukisan, gambar, table, atau sejenisnya untuk menyampaikan pesan sehingga mudah diterima. 4. Potret Diam Potret diam yaitu potret dari berbagai macam obyek atau peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film rangkai, film bingkai, atau majalah/surat kabar. Obyek atau peristiwa ini diambil dari suatu tempat yang kemudia disajikan dlam bentuk gaambar diam. Penerima pesan hanya memperoleh gambaran atau kesan terhadap suatu obyek atau peristiwa. 5. Film Film (gambar gerak) yaitu film atau video dari pemotretan/perekaman benda atau kejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi). 6. Rekaman Suara Rekaman suara merupakan hasil rekaman suara saja, baik menggunakan bahasa verbal maupun efek suara music. 7. Program Pada umumnya dikenal dengan istilah pengajaran berprogram yaitu sekuen dari informasi, baik verbal, visual, atau audio yang dengan sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. Disamping itu, terdapat pula yang dipersiapkan dan diprogramkan melalui mesin komputer. 8. Simulasi Simulasi merupakan peniruan situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. Beberapa contoh yang terkait, misalnya simulasi bagi calon pengendara mobil, dimana situasi pada layar dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi nyata di lapangan. Sumber: 1. Setyosari, P.& Sihkabuden (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas. 2. Sardiman, A.M., et. all (1984). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN

Hakikat Media 1 HAKIKAT MEDIA DALAM PEMBELAJARAN A. PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut : (1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Seorang anak bisa membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama, kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat. Seseorang yang tiba-tiba memiliki kecakapan seperti lari dengan kecepatan tinggi karena akibat doping, bukanlah hasil dari kegiatan belajar, namun efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya. (3) Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru. PERTEMUAN KE-1 & 2 Bahan Ajar Media Pembelajaran Media Pembelajaran Hakikat Media 2 Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Kemp (1975:15) menggambarkan proses komunikasi sebagai berikut : Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber) pesan. Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya. Melalui saluran (channel) seperti radio, televisi, OHP, film, pesan diterima oleh si penerima pesan melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan. Lihatlah gambar di bawah ini : Komunikator/ comunicator Pesan/ message Saluran/ channel Komunikan/ Penerima Pesan Balikan/ Feed Back Gangguan dan Hambatan (Noise and Barrier) Gangguan dan Hambatan (Noise and Barrier) 1 2 3 4 5 6 7 Source of Message Message Encode Media Pembelajaran Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator, komunikan, channel, message, feed back dan noise /barier. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke komunikan sebagai penerima pesa. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feed back yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif menunjukan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukan pesan mungkin saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran. Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noise dan barier atau hambatan dan gangguan, noise ini dapat dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan , pada pesan juga pada channel. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan guru karena kondisi perut sedang sakit, berarti gangguan ada pada komunikan, siswa tidak menerima materi dengan jelas karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana berisik mengganggu pendengaran, hal ini salurannya yang terganggu. Guru tidak entusias, tidak bergairah dalam mengajar sehingga siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya karena guru teresebut sedang ada masalah keluarga, hal ini gangguan pada komunikator. Selain faktor-faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas sebuah komunikasi, baik faktor yang terjadi pada pengirim maupun pada penerima pesan. Ishak (1995:3) menjelaskan diantaranya : 1. Kemampuan berkomunikasi penyampai pesan seperti kemampuan bertutur dan berbahasa dan kemampuan menulis. Sedangkan faktor dari penerima pesan diantaranya kemampuan untuk menerima dan menangkap pesan seperti mendengar, melihat, dan menginterpretasikan pesan. 2. Sikap dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan dan sebaliknya. Misalnya , rasa benci, pandangan negatif, prasangka, merendahkan satu diantara kedua Hakikat Media 3 Media Pembelajaran Hakikat Media 4 belah pihak, sehingga akan menimbulkan kurangnya respon terhadap isi psan yang disampaikan. 3. Tingkat pengetahuan baik penerima maupun penyampai pesan. Sumber pesan yang kurang memahami informasi yang ingin dicapai akan mempengaruhi gaya dan sikap dalam proses penyampai pesan. Sebaliknya, penerima pesan yang kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman terhadap informasi yang disampaikan tidak akan mempu mencerna informasi dengan baik. 4. Latar belang sosial budaya dan ekonomi penyampai pesan serta penerima pesan. Ketanggapan penerima pesan dalam merespon informasi tergantung dari siapa dan oleh siapa pesan itu disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, jelas tergambar bahwa media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersbut. Saluran / channel yang dimaksud di atas adalah media. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media yang dimasuk adalah media pembelajaran. Bagan di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode. GURU SISWA PESAAN MEDIAA Media Pembelajaran Hakikat Media 5 Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut. Menurut Berlo (1960), komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya “area of experience” atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan B. KEDUDUKAN MEDIA DALAM SISTEM PEMBELAJARAN Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran, kita pahami terlebih dahulu kata sistem. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen – komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Masing-masing kompone saling berkaitan erat merupakan satu kesatuan. Untuk lebih memahami sistem pembelajaran lihatlah gambar di bawah ini : Media Pembelajaran Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum. Dalam kurikulum 2006 perumusan indikator selalu merujuk pada kompetensi dasar dan kompetensi dasar selalu merujuk pada standar kompetensi. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunannya. Setelah itu guru menentukan alat dan melaksansakannya evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata hasil belajar siswa rendah, maka kita mengidentifikasi bagian-bangain apa yang mengakibatkannya. Khususnya dalam penggunaan media, maka perlu melihat bagaimana efektivitas apakah yang menjadi faktor penyebabnya. C. PENGERTIAN MEDIA Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai media, baiklah kita simak dulu pengertiannya. Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut : Ο Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977). Ο Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969). Ο Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970). Ο Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977). Ο Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970). Ο Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989). Hakikat Media 6 Media Pembelajaran Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods) Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, masih terdapat pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Coba Anda perhatikan beberapa pengertian media pembelajaran berikut ini. 1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977). 2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. (Briggs, 1977). 3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969). Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian perlu sekali Anda camkan, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut. Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya perhatikan contoh sederhana berikut ini : Pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut media pembelajaran, itu hanya peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi atau pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila Anda misalnya saja menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk menerangkan tentang komponen-komponen yang ada dalam pesawat televisi dan cara Hakikat Media 7 Media Pembelajaran kerjanya, maka pesawat televisi yang Anda gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran. Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (a) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (c) tujuan yang ingin dicapai ialah rposes pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran. Pada awal sejarah pembelajaran, media hanyalah merupakan alat bantu yang dipergunakan oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, anatara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian dengan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi audio, pada pertengahan abad ke-20 lahirlah lat bantu audio visual yang terutama menggunakan pengalaman yang kongkrit untuk menghindari verbalisme. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi menurut tingkat dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar. Hakikat Media 8 Media Pembelajaran Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan media, sehingga fungsi media selain sebagai alat bantu juga berfungsi sebagai penyalur pesan. Kemudian dengan masuknya pengaruh teori tingkah laku dari B.F. Skinner, mulai tahun 1960 tujuan belajar bergeser ke arah perubahan tingkah laku belajar siswa, karena menurut teori ini membelajarkan orang adalah merubah tingkah lakunya. Pembelajaran terprogram (pengajaran berprograma) adalah merupakan produk dari aliran Skinner ini. Pada tahun 1965 pengaruh pendekatan sistem mulai memasuki khazanah pendidikan dan pembelajaran. Hal tersebut mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara sistemik berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta di arahkan kepada perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari sini kemudian berkembang suatu konsep pendekatan sistem, dan memanfaatkan media. Perkembangan media pembelajaran memang mengikuti perkembangan teknologi pendidikan. Apabila ditelaah lebih lanjut, berkembangnya paradigma dalam teknologi pendidikan mempengaruhi perkembangan media pembelajaran, adalah sebagai berikut : a. Dalam paradigma pertama, media pembelajaran sama dengan alat peraga audio visual yang dipakai oleh instruktur untuk melaksanakan tugasnya. b. Dalam paradigma kedua, media dipandang sebagai sesuatu yang dikembangkan secara sistemik serta berpegang kepada kaidah komunikasi. c. Dalam paradigma ketiga, media dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran dan karena itu menghendaki adanya perubahan pada komponen-komponen lain dalam proses pembelajaran. d. Media pembelajaran, dalam paradigma keempat, lebih dipandang sebagai salah satu sumber yang dengan sengaja dan bertujuan dikembangkan dan atau dimanfaatkan untuk keperluan belajar. Kita sekarang berada dalam suatu era informasi, yang ditandai dengan tersedianya informasi yang makin banyak dan bervariasi, tersebarnya informasiyang makin meluas dan seketika, serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu yang singkat. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, walaupun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara-negara yang telah maju media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu jaga. Bahkan seorang arsitek Amerika terkemuka, Buckminster Fuller dalam Haney & Ulmer, Hakikat Media 9 Media Pembelajaran menyatakan bahwa media adalah orang tua ketiga (guru adalah orang tua kedua). Di indonesia kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak, dengan telah diudarakannya oleh pihak swasta “Televisi Pendidikan” mulai tahun 1991, yang disiarkan ke seluruh pelosok tanah air. Dengan konsepsi yng makin mantap, fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian seorang guru dapat memusatkan tugasnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran. D. MANFAAT MEDIA Perolehan pengetahuan siswa seperti yang digambarkan oleh Kerucut Pengalaman Edgar Dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung didalamnnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan. Secara umum media mempunyai kegunaan: 1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama. Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985: 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan Hakikat Media 10 Media Pembelajaran 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru berubahan kearah yang positif Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini: 1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. 3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar. 4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. 5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. 6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi. 7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Selain fungsi-fungsi sebagaimana telah diuraikan di atas, media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut: 1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan Hakikat Media 11 Media Pembelajaran tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin, dsb. bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana. 2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang binatang-binatang buas seperti harimau dan beruang, atau hewan-hewan lainnya seperti gajah, jerapah, dinosaurus, dsb. 3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi, dsb. Atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda kecil lainnya. 4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga wijaya kusumah dan lain-lain. Hakikat Media 12