Secara umum fase kodifikasi al-Qur'an dari awal pengumpulan mushaf hingga munculnya ulumul qur’an, terbagi kedalam 4 zaman:
1. Fase pra-kodifikasi, zaman rasulullah dan sahabat.
- Rasulullah dan sahabat memahami al-Qur'an beserta ilmu-ilmu mengenainya, namun pengetahuan itu tidak dituliskan dalam suatu kertas ataupun tidak dibukukan, karena waktu itu mereka tidak butuh kepada penulisan dan pembukuan ilmu-ilmu al-qur'an.
- Al-Qur'an diturunkan kepada nabi sebagai sebuah wahyu, yang merupakan kalam Allah yang diajarkan kepada nabi untuk membacanya dan melafadzkanya secara perlahan (tartil), diturunkan secara bertahap untuk membuat hatinya tenang, dan lebih memahami rahasia kandungan al-qur'an. لاتحرك به لسانك لتعجل به
- Nabi mengajarkan al-Qur'an kepada para sahabat beserta penjelasan dan keterangan suatu ayat, baik itu secara lisan, perbuatan, uswah lewat akhlaq nabi, maupun dalam hadist-hadistnya. Namun para sahabat waktu itu lebih bersandar kepada otentisitas kearabanya, yaitu kebanggaanya dengan kelebihan hafalan yang mereka miliki.
- Disamping itu kebanyakan para sahabat masih buta huruf, dan peralatan penulisan juga minim kala itu.
- Adanya larangan untuk tidak menuliskan sesuatu kecuali al-Qur'an, maka kontan pada waktu tersebut ulumul Qur'an dan hadist-hadist nabi tidak ditulis oleh para sahabat, namun mereka tetap mengajarkanya kepada muslimin, lewat pengucapan dan pengajian, bukan melalui tulisan maupun pembukuan.
2. Masa awal kodifikasi ulumul Qur'an:
- Masa Khalifah Utsman bin Affan dimulai penulisan al-Qur'an dalam satu mushaf dengan rasm usmani, akibat meluasnya pengaruh Islam ke berbagai daerah sehingga banyak non arab yang masuk islam namun belum memahami al-qur'an, juga khawatir adanya perbedaan bacaan serta penulisan al-qur'an yang nantinya bisa menimbulkan perpecahan diantara umat Islam.
- Sampai pada Kholifah Ali R.A yang mulai memperhatikan gramatikal dan harokat pada tulisan arab, dan menyuruh Abu al-Aswad ad-Duali untuk menyusun kaidah-kaidah yang dapat melindungi bahasa al-Qur'an sehingga muncullah ilmu nahwu, dan kemudian menyusul ilmu i'robul qur'an (gramatikal al-Qur’an). Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pada zaman inilah sejarah kodifikasi cabang ilmu al-Qur'an muncul –yaitu ilmu i'rob qur'an- namun pendapat tersebut masih menjadi eikhtilaf.
- Pada zaman Dinasti Bani Umayyah, ulumul Qur'an mulai berkembang dan menyebar lewat para sahabat dan tabi'in meskipu periwayatanya dan pengajaranya masih sebatas lisan (talqiyn).
- Para sahabat yang dinilai menjadi pioner berkembangnya ulumul Qur'an adalah: keempat Khulafa'ur Rosyidin, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Zayd bin tsabit, Abu Musa al-Asy'ari, Abdullah ibn zubayr.
- Sedangkan dari para tabi'in: Mujahid, 'Ikrimah, Qotadah, Hasan al Basri, Sa'id ibn Jabir, Zayd ibn Aslam di Madinah dan darinya muncul anaknya 'Abdurrohman dan Imam Malik dari golongan tabi' tabi'in.
3. Fase kodifikasi ulumul qur'an dalam artian tambahan/ cabang-cabang ulumul qur'an yang menjadi disiplin ilmu sendiri.
4. Fase munculnya istilah ulumul qur'an
- Ulumul Qur'an muncul sebagai suatu istilah disiplin ilmu pertama kali pada akhir abad ke-4 atau awal abad ke-5 oleh al-Khufi, kemudian pada abad ke-6 dan ke-7 dikembangkan oleh ibnu al Jawzi, as-Sakhowi, dan abi Syaamah. Abad ke-8 oleh az Zarkasyi dengan bukunya "al-Burhan fi ulumil qur'an". Dilanjutkan pada abad ke-9 oleh al Kafiyji dan Jalaluddin al Balqiyni, sedangkan di penghujung abad ke-10 muncullah kitab “al-Itqon fi Ulumil Qur'an” oleh Jalaluddin as Suyuti
- Pada abad sekarang, mutaakhirin. Terdapat kitab at tibyan fi uluwmil qur'an karya syaikh Tohir al Jaza'iry, kemudian syaikh Mahmud Abu Daqiyqah dalam bukunya Manhaj al Rurqon fi Ulumil Qur'an, syeikh Musthofa al-Maroghi dengan fatwanya membolehkanya terjemahan al-qur'an sehingga bermuncullah sebuah buku yang berjudul Al mas'alah fi turjumatil qur'an, serta terakhir karya monumental abad ke-20 yaitu buku Mabahits fi uluwmil qur'an karangan Syekh Manna' Kholil al-Qo9tton dosen Universitas Imam ibnu sa'ud Madinah.
1. Fase pra-kodifikasi, zaman rasulullah dan sahabat.
- Rasulullah dan sahabat memahami al-Qur'an beserta ilmu-ilmu mengenainya, namun pengetahuan itu tidak dituliskan dalam suatu kertas ataupun tidak dibukukan, karena waktu itu mereka tidak butuh kepada penulisan dan pembukuan ilmu-ilmu al-qur'an.
- Al-Qur'an diturunkan kepada nabi sebagai sebuah wahyu, yang merupakan kalam Allah yang diajarkan kepada nabi untuk membacanya dan melafadzkanya secara perlahan (tartil), diturunkan secara bertahap untuk membuat hatinya tenang, dan lebih memahami rahasia kandungan al-qur'an. لاتحرك به لسانك لتعجل به
- Nabi mengajarkan al-Qur'an kepada para sahabat beserta penjelasan dan keterangan suatu ayat, baik itu secara lisan, perbuatan, uswah lewat akhlaq nabi, maupun dalam hadist-hadistnya. Namun para sahabat waktu itu lebih bersandar kepada otentisitas kearabanya, yaitu kebanggaanya dengan kelebihan hafalan yang mereka miliki.
- Disamping itu kebanyakan para sahabat masih buta huruf, dan peralatan penulisan juga minim kala itu.
- Adanya larangan untuk tidak menuliskan sesuatu kecuali al-Qur'an, maka kontan pada waktu tersebut ulumul Qur'an dan hadist-hadist nabi tidak ditulis oleh para sahabat, namun mereka tetap mengajarkanya kepada muslimin, lewat pengucapan dan pengajian, bukan melalui tulisan maupun pembukuan.
2. Masa awal kodifikasi ulumul Qur'an:
- Masa Khalifah Utsman bin Affan dimulai penulisan al-Qur'an dalam satu mushaf dengan rasm usmani, akibat meluasnya pengaruh Islam ke berbagai daerah sehingga banyak non arab yang masuk islam namun belum memahami al-qur'an, juga khawatir adanya perbedaan bacaan serta penulisan al-qur'an yang nantinya bisa menimbulkan perpecahan diantara umat Islam.
- Sampai pada Kholifah Ali R.A yang mulai memperhatikan gramatikal dan harokat pada tulisan arab, dan menyuruh Abu al-Aswad ad-Duali untuk menyusun kaidah-kaidah yang dapat melindungi bahasa al-Qur'an sehingga muncullah ilmu nahwu, dan kemudian menyusul ilmu i'robul qur'an (gramatikal al-Qur’an). Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pada zaman inilah sejarah kodifikasi cabang ilmu al-Qur'an muncul –yaitu ilmu i'rob qur'an- namun pendapat tersebut masih menjadi eikhtilaf.
- Pada zaman Dinasti Bani Umayyah, ulumul Qur'an mulai berkembang dan menyebar lewat para sahabat dan tabi'in meskipu periwayatanya dan pengajaranya masih sebatas lisan (talqiyn).
- Para sahabat yang dinilai menjadi pioner berkembangnya ulumul Qur'an adalah: keempat Khulafa'ur Rosyidin, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Zayd bin tsabit, Abu Musa al-Asy'ari, Abdullah ibn zubayr.
- Sedangkan dari para tabi'in: Mujahid, 'Ikrimah, Qotadah, Hasan al Basri, Sa'id ibn Jabir, Zayd ibn Aslam di Madinah dan darinya muncul anaknya 'Abdurrohman dan Imam Malik dari golongan tabi' tabi'in.
3. Fase kodifikasi ulumul qur'an dalam artian tambahan/ cabang-cabang ulumul qur'an yang menjadi disiplin ilmu sendiri.
4. Fase munculnya istilah ulumul qur'an
- Ulumul Qur'an muncul sebagai suatu istilah disiplin ilmu pertama kali pada akhir abad ke-4 atau awal abad ke-5 oleh al-Khufi, kemudian pada abad ke-6 dan ke-7 dikembangkan oleh ibnu al Jawzi, as-Sakhowi, dan abi Syaamah. Abad ke-8 oleh az Zarkasyi dengan bukunya "al-Burhan fi ulumil qur'an". Dilanjutkan pada abad ke-9 oleh al Kafiyji dan Jalaluddin al Balqiyni, sedangkan di penghujung abad ke-10 muncullah kitab “al-Itqon fi Ulumil Qur'an” oleh Jalaluddin as Suyuti
- Pada abad sekarang, mutaakhirin. Terdapat kitab at tibyan fi uluwmil qur'an karya syaikh Tohir al Jaza'iry, kemudian syaikh Mahmud Abu Daqiyqah dalam bukunya Manhaj al Rurqon fi Ulumil Qur'an, syeikh Musthofa al-Maroghi dengan fatwanya membolehkanya terjemahan al-qur'an sehingga bermuncullah sebuah buku yang berjudul Al mas'alah fi turjumatil qur'an, serta terakhir karya monumental abad ke-20 yaitu buku Mabahits fi uluwmil qur'an karangan Syekh Manna' Kholil al-Qo9tton dosen Universitas Imam ibnu sa'ud Madinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar